Saturday, June 10, 2017

Ngaprak Leuweung : Explore Curug Batu Awul ( Bojonglaya )

Air terjun di kabupaten lebak, banten
Curug Batu Aul
Assalamualaikum wr.wb
Hi Ngaprakers…..saya Warith Arkaan mencoba membuat artikel nih, walaupun sebenarnya dengan sedikit paksaan dari kang Fhan…ha ha ha ha ha.
Minggu,  19 Maret 2017.

Walaupun awalnya cukup ragu untuk melanjutkan trip karena waktu sudah terlalu siang yaitu pukul 12.00 wib tapi di dasari rasa penasaran akan adanya curug (air tejun) di daerah Bojong Laya (awalnya kami fikir daerah sana ternyata masih kp. Naga Jaya) saya mencoba menghubungi teman-teman yang lain yaitu kang Fhan de vart, kang Rawa dan Neng Chaca untuk trip kesana.

“bro, ke curug yu yang ada di Bojong laya penasaran nih” kang Fhan berbicara sambil jalan
“hayu, siap coba hubungi yang lain” saya menjawab
“ok, saya ngomong ke rawa dulu” kang fhan sambil menghubungi kang rawa via telpon
“wa, urang ka curug yu nu aya di bojong laya” saya membuka obrolan
“kapan a,? sekarang?” rawa menimpali
“iya sekarang mumpung ada waktu” saya berujar
“ok, saya hubungi chaca siapa tau dia mau ikut”, dan kang rawa mencoba menghubungi chaca untuk mengkonfirmasi dan Chaca pun mengiyakan untuk ikut.

Lalu kang rawa menjemput Chaca yang kebetulan rumahnya sangat jauh dari lokasi best camp Ngaprak Leuweung membutuhkan waktu kurang lebih 2 jam perjalanan bulak balik.

Air terjun di kabupaten lebak, banten
Ngaprakers : dari kiri Fhandevart, Rawa, Saya (warith)
Setelah semuanya berkumpul tepat pukul 14.00 wib kami mempersiapkan perbekalan yang akan menemani perjalanan kami menuju curug. Dan perjalananpun di mulai dengan mengendarai motor berpasangan saya dengan kang fhan, rawa dengan neng chaca.

Perjalanan lancar di awal keberangkatan karena jalanan masih beraspal setelah 10 menit perjalanan menuju simpang kp.naga jaya jalanan mulai jelek menuju jembatan , kemudian dari jembatan kira-kira 10 meter jalanan menanjak dan motor yang saya tumpangi tidak naik di tanjakan dan terpaksa harus berjalan kaki sampai jalanan yang sedikit datar maklum motor yang saya tumpangi motor matic dan tenaganya sudah tidak joss lagi.

Perjalanan mulai dilanjutkan dan bergantian jalan kaki antara saya dengan kang Fhan, kami menyempatkan bertanya dengan ibu-ibu yang sedang beristirahat di pinggir jalan dan menanyakan apakah betul ada curug di daerah sana dan bisa di kunjungi atau tidak,

“ibu punteun, numpang naros” kang fhan mencoba membuka obrolan
“mangga jang, bade kamarana kitu iyeu” ibu itu menjawab
“puguh bade naros bu, ari di daerah bojong laya aya curug atanapi teu aya” kan Fhan menanyakan
“oh muhun aya” ibu itu menjawab lagi
“ka palih mana nya bu jalana upami bade kaditu” kang Fhan sedikit kepo
“anu caket mah lewat kp. Ciseel 2 lewat jalur irigasi” si ibu menjawab lagi
“tiasa motor teu nyah kaditu” kang fhan makin kepo
“teu tiasa upami motor mah, cobi weh kin di tonggoh naroskeun deui wae” si ibu memberikan solusi
“nya haturnuhun atuh ibu upami kitumah, punteun ngaganggu, mangga ibu” kang fhan mengakhiri obrolan sambil pamitan
“mangga” si ibu menjawab pamit kang fhan.

Perjalanan berlanjut sampai kp. Naga Jaya dan kami masih penasaran akan jalan yang akan di lalui oleh kami dengan jalur terdekat karena waktu yang sangat terbatas dan sangat kebetulan sekali kami bertemu dengan warga kp. Naga jaya dan menanyakan kembali perihal jalan yang terdekat yang bisa kami lalui.

“kang punteun bade naroskeun, terang curug batu awul teu?” sekali lagi saya kepo karena tidak puas dengan oborlan kang fhan yang sudah menanyakan dengan ibu-ibu tadi.
“muhun aya, jalana ka palih ditu lewat kp. Naga jaya kin aya lapangan, teras weh kaditu kin pendak jembatan tidinya ka palih kenca” si akang duduk di atas motor yang gak sempat menanyakan namanya menjawab
“kira-kira tiasa motor teu kadituna kang?” kepo makin menjadi
“teu tiasa kang” si akang menjawab.
“nya atuh haturnuhun kang, mangga” kami mengakhiri obrolan kami dan segera melaju sesuai dengan petunjuk dari si akang yang baik hati.

Kami bergegas mencoba melewati jalan yang beraspal tapi sudah mengelupas dengan meninggalkan batu-batu sebagai pondasi jalan, setelah 12 menit kami menemukan jembatan yang di tunjukan si akang , dan ternyata kita ketemu lagi dengan akang yang tadi menyusul.

“muhun kang kadinya jalana” si akang sambil menunjukan jarinya untuk memberikan arah kepada kami
“ari nyimpen motor palih mana nya kang?” saya menanyakan (walaupun motor lama tapi kalo hilang saya nangis juga)
“aman kang didiyeumah moal kunanaon” si akang meyakinkan kami
“ok kang haturnuhun kang” kami memarkirkan motor kami di sebelah penggilingan padi yang tidak beroprasi saat itu.

Setelah berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing kami berjalan menyusuri sawah dan menyebrang sungai dengan formasi kang fhan paling depan, di susul kang rawa dan neng chaca dan saya terakhir, disinilah sebetulnya perjalanan kami dimulai.

Air terjun di kabupaten lebak, banten
Curug Batu Aul 2
Ada dua pilihan jalan yang harus di pilih (seperti hidup pilihan selalu ada) yang pertama menyusuri aliran sungai dan yang kedua menaiki bukit, kami memilih yang kedua dengan formasi berubah kang rawa yang di depan, terdengar bunyi gemuruh air terjun dan kami mulai tersenyum wah dekat lagi nih batin saya berbicara, ternyata jalan yang curam terlihat didepan dengan bantuan batang-batang pohon akhirnya kami bisa tiba di curug yang kami fikir itu curug tertinggi disana.

Kami tiba tepat di atas curugnya dan memilih untuk ke hulunya berharap masih ada air terjun dan memang ada dengan ketinggiannya kira-kira 1 ½ meter, dan kita ke kembali ke arah hilir dan harus memutar jalan karena akses kesana sangat sulit, tiba di lokasi curug batu awul I dengan ketinggian kira-kira 5-6 meter kami sempatkan ngopi dan foto-foto untuk dokumen ngaprak leuweung. Kemudian kang rawa bilang.

“a, sepertinya curug yang paling tinggi ada di hilir karena suara gemuruhnya sangat kencang dari arah sana” kang rawa menunjuk ke arah hilir
“oke kita kesana” saya mengiyakan dan langsung mengecek kearah yang di tunjukan kang rawa

Air terjun di kabupaten lebak, banten
Ngaprak Leuweung
Ternyata memang ada curug-curug dengan ketinggian 3 sampai 4 meter disana, dan kami berdua masih penasaran mencoba menerobos jalur irigasi dan sedikir berusaha ke arah hilir lagi dan subhanallah maha bedar Allah dengan segala ciptaannya. Curug dengan ketinggian lebih dari 20 meter dan saya tepat pas di atasnya dengan diberikan pemandangan pesawahan dan Quarry PT. Cemindo Gemilang indah banget kyak liat gebetan lewat terus senyum kekita (aga-aga gimana gitu yah), saya berdua dengan kang rawa bergegas kembali ke lokasi curug pertama untuk menginformasikan ke kang fhan dan neng chaca yang tadi kami tinggalkan.
Air terjun di kabupaten lebak, banten
Curug batu Aul 1

Ternyata tanpa ada kode-pun mereka sudah menyusul kami dengan perbekalan yang kami bawa dari best camp (kontak batin kali yah..hehehehe). Dengan menginformasikan curug yang tinggi itu kami bergegas mencari jalan menuju kesana dengan komando dari kang rawa di depan, neng chaca dan saya di susul kang fhan dan saya menuju dasar air terjun batu awul II, sempet terpleset sedikit dan tergoresnya tangan ini kami tetap semangat karena suara gemuruhnya semakin seksi di telinga kami dengan perasaan tak sabar seperti mau lamaran ke pacar, kami bergegas dan Alhamdulillah bro kami tiba dengan selamat dan berucap syukur kehadirat illahi robbi karena telah menganugrahkan tempat yang indah di desa kami selain curug kanteh dan curug lain-lainnya.

Kami relaksaksi sebentar dan mandi seperti anak kecil yang di bolehkan main air sama orang tua dengan rasa riang gembira (pokoknya serunya gak bisa di tuliskan tapi bisa dilihat di video yang kami sediakan untuk disaksikan bersama-sama).
Air terjun di kabupaten lebak, banten
Mandi dulu guys biar seger,, brrrrrr....
Tepat pukul 5 kami rasa cukup untuk menikmati ciptaan Allah yang indah dan tidak ada habisnya ini. Kami pulang dengan mengikuti jalur yang tadi kami lewati meuju curug batu awul I dan mencoba merayap disamping curug karena jalan yang memutar terlalu jauh, Alhamdulillah tidak mengahabiskan waktu lama kami sudah ada di atas curug ciaul I dan mencoba kearah hulu ternyata jalan nya sangat dekat tanpa menghabiskan waktu lama seperti kami memulai awal perjalanan…
Setelah kami telusuri nama curug yang kami kunjungi bukan curug bojong laya tapi curug batu awul, ternyata memang benar pepatah tak kenal maka tak tau nama dan jalan…hahahahah….

tonton video nya dan jangan lupa untuk like, share dan subscribe



Begitulah temans perjalanan kami menuju kecurug batu awul l dan II.

salam ngaprak leuwung #leuleuweungan

Wabilahitaufik walhidayah wasalamualaikum wr.wb

No comments:

Post a Comment